Dalam jalinan cinta, pertengkaran dan perselingkuhan menjadi ancaman yang mengintai. Tak heran, di balik manisnya cinta yang dibina pasangan tersemat godaan-godaan yang tak diinginkan tersebut.
Kasus isu perselingkuhan Nikita Willy dengan Diego Michiels, misalnya. Pasangan yang dianggap berselingkuh karena melakukan kedekatan di luar batas dengan pria yang bukan pasangannya tersebut menjadi hangat di publik belakangan ini.
Mantan kekasih Niki, Bara Tampubolon sempat mendapati foto mesra dirinya sedang berciuman dengan Diego di sebuah klub malam, serta kepergian keduanya yang dikabarkan sering dilakukan. Tak heran, Bara yang mendapati informasi tersebut pun meradang. Tuduhan perselingkuhan pun dilayangkan.
Lantas, apakah ciuman yang dilakukan Niki dengan Diego yang dianggapnya sebagai teman tersebut merupakan sebuah bukti konkret yang mengarah pada aksi perselingkuhan?
Psikolog Efnie Indriani, Kepala Bidang Kajian Psikologi Perkembangan, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung, saat dihubungi okezone melalui sambungan telepon, Jumat (16/12/2011), berusaha mengurai hal tersebut secara bijak.
“Perselingkuhan terjadi apabila terjadi hubungan antara dua orang lain jenis di mana salah satu di antaranya sudah memiliki komitmen, baik itu menikah atau hubungan pacaran dan kemudian memiliki hubungan lagi dengan orang lain tanpa diketahui pasangannya,” katanya.
Efnie melanjutkan, jika hubungan yang dilakukan sifatnya berkerja sama secara profesional dan kedekatan terjalin tapi hanya sekadar “curhat” dan tetap mengetahui batasan, tentu bukan merupakan sebuah perselingkuhan. Misalnya saja, kalau dekat dan hanya minta pendapat semata, tidak termasuk. Tetapi jika lebih dari itu, misalnya adanya afeksi, emosional, dan rasa ingin memiliki ke depannya antara kedua lawan jenis, hal itu sudah masuk kategori selingkuh.
Kenyataannya di era modern ini, di mana aspek budaya mulai berkembang luas, kedekatan dua insan lawan jenis sudah menjadi lazim. Meski demikian, tetap ada aturan baku yang menjadi pembatasnya.
“Untuk Indonesia, berdasarkan aspek budaya, jika takarannya sahabat dekat tentu hanya berjabat tangan atau ‘cipika cipiki’ yang sudah menjadi kelaziman ketika bertemu. Itu kalau mengacu pada aspek budaya. Tapi jika keadaannya sampai memeluk atau mencium dalam aspek budaya Indonesia, sudah masuk ke area terlarang (selingkuh),” tuturnya.
Mengingat banyaknya kedekatan yang terjalin antara dua lawan jenis dan belum tentu bisa dikatakan perselingkuhan, Efnie pun menggaris bawahi batasan hubungan tersebut dengan adanya kedekatan emosional yang terkoneksi antarpasangan.
“Jika terdapat kedekatan secara emosional, bisa jadi perselingkuhan memang sulit dihindari,” tutupnya.
Sumber : lifestyle.okezone.com
