Advertise

 
Minggu, 18 Maret 2012

Menunda Pekerjaan

0 komentar
Ketika atasan menyodorkan tugas, Anda berujar, “Ah, nanti saja!“ Tahu-tahu, pekerjaan menumpuk dan saat ditagih, Anda gagal menepati deadline.
Setiap orang cenderung menunda pekerjaan, apapun alasannya. Akan tetapi, bila menunda mulai membuat cemas dan lingkungan kerja bereaksi negatif, hati hati! Bisa jadi ini saatnya Anda menginstrospeksi diri.
Ya, kadang kala kita tak sadar sedang menimbun permasalahan pekerjaan. Ketika pekerjaan itu kian menumpuk, bukan semakin mudah diselesaikan. Justru semakin banyak, semakin malas untuk menyelesaikan. Jadilah kita terjebak dalam lingkaran setan. Ujung-ujungnya, konsentrasi semakin buyar dan tak satupun pekerjaan selesai dengan baik.
Jika Anda menemui masalah seperti di atas, Himawan Wijanarko, General Manager Strategic Services The Jakarta Consulting Group , menyarankan sebaiknya untuk berstrategi mengurai sindrom prokrastinasi yang melilit. Berikut kiatnya!
Psikologis atau Fisiologis
Sebenarnya ada dua permasalahan pokok seseorang menunda pekerjaan yaitu masalah psikologis dan masalah fisiologis.
Masalah psikologi biasanya berkisar dari kurang percaya diri akibat merasa diremehkan oleh perusahaan atau lingkungan pekerjaan. Bisa juga disebabkan masalah penundaan pekerjaan yang pernah terjadi sebelumnya, yang kemudian menyebabkan lingkungan memberikan tanggapan negatif.
Masalah fisiologis biasanya dialami orang dengan hiperaktivitas, hipertensi dan kelainan hormonal yang mau tak mau memengaruhi proses berpikir dan konsentrasi. Rasa cemas pun meningkat seiring tuntutan pekerjaan, sehingga fokus tidak optimal. Hasil akhirnya bisa ditebak, pekerjaan tidak selesai sesuai waktu dan menumpuk.
Jika permasalahan ada pada fisiologis, yang perlu dilakukan adalah manajemen waktu dan stres. Pastikan Anda tidak menumpuk pekerjaan sulit terlalu banyak dengan deadline  yang ketat. Juga perbaiki kualitas hidup untuk menurunkan tingkat kecemasan.
Manajemen Diri
Setiap orang memang memiliki kecenderungan menunda pekerjaan. Ini bisa saja disebabkan faktor kurang dalam kemampuan mengatur diri. Orang dengan kecenderungan ini, biasanya sulit mengklasifikasikan mana urusan yang penting dan tidak terlalu penting.
Akibatnya semua permasalahan tidak diletakkan dalam skala prioritas yang tepat. Mulai dari pengukuran kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan, perhitungan beban pekerjaan dan prioritas deadline pekerjaan itu sendiri.
Yang Menyenangkan
Kebanyakan orang yang terjebak dalam penundaan pekerjaan disebabkan orang punya kecenderungan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menyenangkan terlebih dahulu, sedangkan yang sulit belakangan.
Sebenarnya ada sisi positif dari menyelesaikan pekerjaan yang mudah terlebih dahulu karena jika memaksakan mengerjakan yang sulit justru bisa membuat pekerjaan tidak selesai-selesai. Kendati demikian, jangan lupakan deadline  dan buat jadwal lebih rapi mengenai pengerjaan tugas perusahaan.
Cermin Orang Lain
Kadang kala, kita perlu menjernihkan permasalahan dengan meminta orang lain untuk menjadi cermin. Bukan menirukan apa yang dilakukan orang lain, tetapi meminta orang lain untuk melihat permasalahan diri kita.
Kasus penundaan pekerjaan juga bisa diurai melalui strategi ini. Carilah orang lain yang Anda percaya misal, teman kerja atau pasangan, untuk melihat masalah pekerjaan yang dihadapi. Mintalah orang lain menganalisa pekerjaan yang penting dan tidak penting menurut skala prioritas. Atau, mintalah ia menganalisa kesulitan yang sedang dihadapi.
Setelah mendapat gambaran permasalahan, mulai buat daftar jadwal pengerjaan. Akan lebih baik jika orang lain juga bisa menjadi watch dog Anda. Disiplin diri akan bekerja lebih baik ketika Anda merasa mendapat dukungan dari orang lain.
Manajemen Stres
Disadari atau tidak, stres juga bisa mengacaukan akselerasi penyelesaian pekerjaan hingga tak sesuai target.
Menurut Himawan, stres pada dasarnya bisa disebabkan empat hal. Pertama, tekanan seperti deadline  dan tuntutan kualitas diri. Kedua, frustasi yang bisa disebabkan oleh hasil yang kurang baik maupun reaksi negatif lingkungan. Ketiga, konflik seperti saat memilah untuk menyelesaikan pekerjaan yang mana lebih dahulu. Dan keempat, krisis yang bisa disebabkan oleh perubahan yang tiba-tiba.
Ketika menemui kondisi stres, yang perlu dilakukan adalah mengatasi efek psikologisnya. Petakan permasalahan demi menurunkan level stres hingga ke jenjang yang masuk akal. Jika Anda piawai memetakan permasalahan, dengan sendirinya level stres menurun.
Level stres yang masuk akal ini justru bisa meningkatkan produktivitas seseorang karena stress sebenarnya juga berperan meningkatkan gairah untuk lebih produktif.
Sesuai Tipe Anda
Menyelesaikan permasalahan tugas yang menumpuk juga perlu disesuaikan dengan tipe Anda. Apakah Anda tipe orang yang “maju terus, yang penting hadapi” atau tipe yang butuh refreshing  di sela pekerjaan?
Memang setiap orang punya kiat untuk mencapai goal . Begitu juga dalam menghadapi permasalahan penundaan pekerjaan.
Jika Anda tipe yang pertama, umumnya jarang menghadapi masalah tugas yang menumpuk kecuali Anda memang memiliki masalah menentukan skala prioritas. Sedangkan tipe yang kedua, sebaiknya sedikit memacu diri sendiri untuk membuat target sesuai skala prioritas.Refreshing  setelah usai mengerjakan setengah dari beban tugas memang boleh, akan tetapi pikirkan pula waktu yang tersisa dan kapasitas tubuh serta kemampuan berpikir Anda.
Namun jika Anda tipe orang yang sering menarik diri, sebaiknya waspada ketika menghadapi permasalahan yang sulit dalam pekerjaan. Jangan hanya diam. Segera cari referensi atau masukan orang lain agar Anda tak merasa “tidak bisa sebelum melakukan”.
Ingat, pekerjaan bisa jadi tidak selesai karena permulaan pekerjaan ataupun penyelesaian pekerjaan.

Leave a Reply

Labels

 
KUMPULAN BERITA © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here