Advertise

 
Senin, 16 April 2012

4 Cara Sadarkan Si "Shopaholic"

0 komentar
KOMPAS.com - Belanja memang menyenangkan, namun tak akan menyenangkan lagi jika tabungan Anda terus terkikis, dan meninggalkan barang-barang yang akhirnya tak terpakai di rumah. Perempuan memang mudah sekali tergiur untuk membeli pakaian, sepatu, maupun pernak-pernik lain yang sebenarnya tidak diperlukanNamun, karena sudah kecanduan belanja, kebiasaan ini sulit sekali dihentikan. 

"Banyak hal buruk yang terjadi akibat kecanduan belanja ini, antara lain berbohong pada pasangan agar tak merasa bersalah, dan bahkan utang yang menumpuk," ungkap Jon Grant, profesor psikiatri dari University of Minnesota.

Jika kebetulan orang terdekat atau teman Anda mengalami masalah kecanduan, coba lakukan beberapa hal berikut untuk mengatasinya:

1. Jangan menghakimi
Dihakimi orang bukanlah hal yang menyenangkan, karena itu Anda tak perlu memojokkan teman Anda yang kecanduan belanja. "Orang tidak suka mengakui bahwa dirinya sudah lepas kendali, dan pasti malu dengan jumlah utang yang dimiliki. Sebaiknya, jangan makin menyudutkan teman Anda dengan kata-kata yang tajam," ungkap Grant.

Seorang shopaholic tidak menyadari bahwa kebiasaan berbelanja telah menghabiskan uangnya. Yang ia sadari hanyalah bahwa berbelanja akan memuaskan rasa penasaran dan kesenangannya. Coba dengarkan keluhannya, dan beri saran tanpa harus mendikte ataupun menghakiminya.

2. Beri bantuan
Untuk mengatasi masalah utang yang dialaminya, tak ada salahnya untuk membantu dengan memberi pinjaman uang. Namun lihat dulu situasi dan kondisinya, harus dengan tujuan memberi mereka pelajaran atas jeratan utang yang disebabkan oleh kebiasaannya itu. Bantuan uang juga sebaiknya hanya diberikan pada penggila belanja yang Anda kenal baik, seperti kakak-adik atau saudara lain. Beri semacam ultimatum, bahwa bantuan ini hanya akan Anda berikan sekali saja. Untuk selanjutnya, si shopaholic harus bisa membantu dirinya sendiri.

3. Pertimbangkan terapi
Grant mengungkapkan bahwa jika gaya belanja si emotional shopper ini sudah tak bisa ditolerir, sebaiknya pertimbangkan untuk mengajak mereka menjalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini bisa membantu orang lebih sadar dan memahami tindakan mereka dalam jangka panjang, dan bisa membantu mereka lebih menyadari konsekuensi yang mungkin dihadapi. Terapi ini juga akan membantu orang agar lebih sadar ketika menggunakan uang atau kartu kredit, terutama ketika mereka merasa stres dorongan untuk berbelanja muncul.

4. Alihkan perhatiannya pada kegiatan baru
Ketika si shopaholic merasa ingin berbelanja, redam keinginan tersebut dengan mengalihkan perhatian mereka pada kegiatan lainnya. Lakukan beberapa kegiatan yang menarik dan tak membosankan agar keinginan berbelanjanya bisa teralihkan, bahkan dilupakannya. Misalnya saja, mengikuti workshop membuat aksesori atau handcraft, nonton DVD bersama, atau mempraktekkan resep-resep masakan yang baru. Kegiatan apa saja, asalkan tidak dilakukan di mal yang membuat hasrat belanjanya muncul lagi.



Sumber: MSN Money

Leave a Reply

Labels

 
KUMPULAN BERITA © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here